Di dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung, kepemimpinan yang inklusif dan beragam telah menjadi kunci untuk menciptakan solusi inovatif dan dampak positif yang nyata. Sementara tantangan global dan perubahan sosial memerlukan strategi yang matang, kita seringkali lupa bahwa setengah dari solusi potensial datang dari setengah populasi dunia yang sering terabaikan: perempuan.
Kepemimpinan perempuan bukan hanya tentang menambah angka dalam posisi tinggi, tetapi juga tentang mengubah paradigma yang sudah usang dan membawa perspektif yang segar ke dalam proses pengambilan keputusan. Dengan pendekatan yang empatik, kolaboratif, dan berfokus pada kesejahteraan bersama, pemimpin perempuan menunjukkan bagaimana kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan dapat mendorong perubahan yang berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi masyarakat luas.
Melalui tinjauan ini, kita akan mengungkapkan bagaimana kekuatan kepemimpinan perempuan bukan hanya menambah keragaman, tetapi juga meningkatkan kualitas kepemimpinan secara keseluruhan. Tahun 2024 adalah tahun politik bagi bangsa Indonesia. Setelah menyelenggarakan Pilpres dan Pileg pada awal tahun, tahun 2024 akan ditutup oleh Pilkada. Pilkada 2024 adalah pemilihan kepala daerah di Indonesia yang akan dilaksanakan untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati di berbagai daerah. Proses ini sangat penting karena akan menentukan pemimpin lokal yang akan memimpin dan mengelola wilayah-wilayah tersebut selama lima tahun ke depan.
Di Pilkada 2024, akan ada banyak calon yang bersaing di berbagai daerah. Setiap daerah memiliki dinamika politik yang unik, dan calon-calon akan berusaha menarik dukungan dengan berbagai cara, termasuk program-program kerja, debat publik, dan kampanye langsung.
Ada sejumlah calon perempuan yang mencalonkan diri untuk posisi kepala daerah di berbagai daerah di Indonesia. Partisipasi perempuan dalam politik lokal semakin meningkat, dan banyak calon perempuan yang berkompetisi untuk berbagai posisi, termasuk gubernur, wali kota, dan bupati. Calon perempuan seringkali membawa perspektif dan kebijakan yang unik, dan kehadiran mereka dalam Pilkada penting untuk mendorong keterwakilan gender yang lebih baik dalam pemerintahan lokal.
Kehadiran pemimpin perempuan dalam pemerintahan lokal maupun nasional dapat membawa berbagai kelebihan dan dampak positif. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pemimpin perempuan mungkin lebih cenderung menekankan isu-isu sosial dan kesejahteraan, seperti kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, berkat kemampuan mereka untuk memahami dan merasakan tantangan yang dihadapi masyarakat.
“Women and Leadership: A Contextual Perspective” adalah sebuah buku yang ditulis oleh Alice Eagly dan Linda Carli, yang merupakan karya penting dalam studi kepemimpinan perempuan. Buku ini memberikan perspektif mendalam tentang bagaimana konteks sosial, budaya, dan organisasi mempengaruhi peran dan efektivitas kepemimpinan perempuan. Terdapat wawasan berharga tentang kompleksitas kepemimpinan perempuan dan menawarkan pendekatan berbasis konteks untuk memahami dan meningkatkan peran perempuan dalam kepemimpinan. Buku ini merupakan sumber yang bermanfaat bagi akademisi, praktisi, dan siapa pun yang tertarik dalam studi tentang gender dan kepemimpinan.
Tentu saja, kualitas kepemimpinan tidak hanya ditentukan oleh gender, tetapi oleh keterampilan, pengalaman, dan komitmen individu. Namun, pemimpin perempuan dapat membawa perspektif dan gaya kepemimpinan yang unik, memberikan kontribusi positif yang berharga dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan.
Secara keseluruhan, mendukung pemimpin perempuan bukan hanya tentang memberi kesempatan kepada individu tertentu, tetapi juga tentang membuka peluang bagi perubahan yang lebih luas dan menciptakan lingkungan yang lebih adil dan inklusif bagi semua. Dukungan kolektif dari berbagai pihak adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam representasi dan efektivitas kepemimpinan perempuan.
(Penulis: Raden Siska Marini, Bendahara Umum PKC PMII Banten)